Jumat, 27 Maret 2015

ETIKA PROFESI

1.    Etika
     Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Etika sendiri terbentuk dari berbagai macam komponen seperti pada gambar berikut :

               
2.     Profesi
   Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan “profesi” selalu dikaitkan dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak semua pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut keahlian para pemangkunya. Hal ini mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, akan tetapi memerlukan suatu persiapan melalui pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan khusus untuk itu. Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam adalah sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.

3.    Etika Profesi                          
     Etika profesi menurut keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 ) adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat. Kode etik profesi adalah sistem norma, nilai dan aturan professsional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan  jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak professional.


4.    Profesionalisme                     
      Profesionalisme merupakan komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuannya secara terus menerus. “Profesionalisme” adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya. Alam bekerja, setiap manusia dituntut untuk bisa memiliki profesionalisme karena di dalam profesionalisme tersebut terkandung kepiawaian atau keahlian dalam mengoptimalkan ilmu pengetahuan, skill, waktu, tenaga, sember daya, serta sebuah strategi pencapaian yang bisa memuaskan semua bagian/elemen. Profesionalisme juga bisa merupakan perpaduan antara kompetensi dan karakter yang menunjukkan adanya tanggung jawab moral.

Sumber :

ETIKA PROFESI TUGAS PERTAMA

1.       Apa sebenarnya kepakaran dari seorang sarjana teknik industri ?
  Jawab :
 Kepakaran dari seorang sarjana teknik industri adalah sebuah keahlian khusus dari berbagai kompetensi yang dimiliki oleh seorang lulusan sarjana teknik industri, dimana seorang sarjana teknik industri harus mendalami atau menggali potensi yang lebih menonjol dari berbagai kompetensi yang telah dimilikinya seperti, merancangan produk, merancangan tata cara kerja sampai dengan mengembangkan konsep-konsep strategis untuk mengembangkan kinerja industri sehingga dapat menjadi seorang profesional dalam bildang teknik industri. Sementara itu berdasarkan BKSTI terdapat beberapa standar kompetensi lulusan teknik industri, yaitu:
A.   Mampu mencari solusi dari masalah yang diformulasikan.
B.   Mampu merancang sistem integral yang terdiri dari manusia, material, informasi, peralatan dan  energi serta menentukan performansinya dengan pendekatan sistem.
C.   Memahami dan mampu melakukan pengumpulan dan pengolahan data serta merancang  eksperimen dan menganalisis data hasil eksperimen.
D.   Mampu beradaptasi terhadap teknik dan alat analisis baru yang diperlukan dalam menjalankan  profesi keteknikindustriannya.
E.    Memahami dan mampu memakai alat analitis dan komputasional.
F.    Mampu membuat keputusan untuk mengimplementasikan hasil-hasil pemecahan masalah dan  mempunyai wawasan luas sehingga dapat memahami dampak terhadap konteks sosial,  lingkungan, lokal maupun global.
G.   Mampu mengidentifikasikan dan memformulasikan masalah perbaikan dalam sistem integral  dengan menggunakan pendekatan sistem.
H.   Memahami dan menyadari tanggung jawab profesi dan etika.
I.    Mampu bekerja sama dalam tim secara efektif baik sebagai pemimpin maupun anggota.

J.    Mampu berkomunikasi dengan efektif.

2.   Tuliskan karakter-karakter tidak beretika menurut kalian dalam kehidupan sehari-hari (beri 5 contoh dan analisa) ?
      Jawab :
A. Tidak Beretika antar Lingkungan Hidup
Contoh  : Menebang pohon dihutan secara sembarangan.
Analisa  : Perbuatan menebang pohon dihutan secara sembarangan dapat menyebabkan erosi sehingga jika hutan dinegara ini ditebang secara sembarangan maka dapat menyebabkan kekeringan serta memicu pemanasan global yang terjadi di negara tercinta kita ini. Hal ini jelas-jelas merupakan perbuatan yang tidak beretika karena dapat merusak ekosistem alam negeri kita ini. 
B.    Tidak Beretika antar Lingkungan Sosial
Contoh  : Menebar fitnah tentang seseorang kepada lingkungan masyarakat.
Analisa  : Perbuatan menebar fitnah merupakan menyebarkan hal yang tidak sebenarnya dilingkungan sosial atau masyrakat mengenai orang lain, dengan maksud buruk terhadap orang tersebut. Hal ini jelas tidak beretika karena dapat membawa dampak buruk bagi orang lain serta membuat nama orang tersebut jelek dimata masyarakat. 
C.  Tidak Beretika terhadap sesama
Contoh  : Mencaci maki orang lain didepan banyak orang.
Analisa  : Hal ini dianggap tidak beretika karena perbuatan ini dapat menjatuhkan harkat dan martabat pribadi seorang manusia yang dicaci maki.
D.   Tidak Beretika terhadap moral sesamanya
Contoh  : Menyelak antrian.
Analisa  : Perbuatan menyelak antrian dianggap tidak beretika karena tidak mematuhi peraturan dan tidak menghargai orang lain yang telah mengantri terlebih dahulu.
E.    Tidak Beretika antar umat beragama
Contoh  : Mengganggu orang lain saat melakukan ibadah.
Analisa  : Hal itu dianggap tidak beretika karena tidak menghargai hak orang lain dalam melakukan ibadah.

3.   Tuliskan aktivitas tidak beretika professional dalam bekerja (beri 5 contoh dan analisa) ?
      Jawab :
A.      Contoh  : Tidak menjaga kerahasiaan perusahaan.
Analisa  : Rahasia perusahaan merupakan hal yang tidak boleh diketahui oleh umum, untuk itu orang yang tidak menjaga kerahasiaan perusahaan dianggap tidak beretika karena tidak memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan. 
B.      Contoh  : Tidak bertanggung jawab terhadap pekerjaan.
Analisa  : Tidak bertanggung jawab terhadap pekerjaan dianggap tidak beretika karena telah mengabaikan pekerjaan yang dimiliki sehingga hasil yang didapat tidak sesuai dengan kebutuhan. 
C.      Contoh  : Menyalahi aturan kerja.
Analisa  : Orang yang menyalahi aturan kerja dikatakan tidak beretika karena dia tidak menaati peraturan yang telah disepakati sebelumnya.
D.      Contoh  : Orang yang bersikap subjektif dalam sebuah lingkungan profesional dianggap tidak beretika.
Analisa  : Orang yang bersikap subjektif dalam sebuah lingkungan profesional dianggap tidak beretika karena seharusnya yang diterapkan dalam sebuah lingkungan profesional.
E.       Contoh  : Orang yang melakukan nepotisme dalam sebuah lingkungan profesional.
Analisa  : Orang yang melakukan nepotisme dalam sebuah lingkungan profesional dikatakan tidak beretika karena lebih mementingkan unsur kedekatan pribadi dari pada kemampuan individual.