Sampah Alat Peraga Kampanye
CAPRES Dan CALEG
Merusak Lingkungan Ibu Kota
Pemasangan
atribut kampanye kian tidak memperhatikan etika. Alat peraga yang semula jadi
media para calon legislator mengenalkan diri ke publik, justru membuat
masyarakat menjadi jengkel. Mulai dari spanduk, poster, stiker, baliho hingga
bendera partai dipasang sembarangan, di pinggir-pinggir jalan, di pohon, di
tiang-tiang secara bertumpuk-tumpuk hingga merusak pemandangan.
Alat peraga itu menjadi
sampah visual yang merebut ruang publik. Celakanya lagi, kondisi demikian bukan
hanya terjadi kali ini, melainkan sudah berulang-ulang pada tidak musim
kampanye. Sampah-sampah visual dibiarkan begitu saja mengotori lingkungan.
Siapa yang mesti bertanggung jawab atas sampah-sampah iklan politik itu. Sumbo
Tinarbuko,. Dosen Komunikasi Visual ISI Yogyakarta, Senin (10/03/2014) berkata
"Yang mesti bertanggung jawab harusnya yang memasang dan menyebar sampah
visual dong, bukan rakyat. Dalam hal ini yang nyuruh masang dan nebar kan si caleg
dan si parpol, ya mereka harus tanggung jawab”. http://news.detik.com/read/2014/03/11/134109/2522153/10/1/di-mana-tanggung-jawab-caleg-dan-parpol
Menurut
saya sampah-sampah seperti atribut kampanye seperti alat peraga haruslah
memperhatikan etika, dimana mereka yang menebar sampah-sampah atribut kampanye
inilah yang harusnya membersihkan sampah-sampah. Samapah-sampah alat peraga
kampanye ini juga sebenarnya tidak perlu banyak dipasang di badan-badan ibukota
dan daerah sekitarnya pasalnya atribut tersebut hanya menebar atau memperbanyak
sampah di ibukota dan lebih parahnya lagi atribut kampanye tersebut setelah
selesai pemilu tidak dibersihkan kembali, sehingga merusak pemandangan
lingkungan sekitar, saya dapat berkata demikian karena setelah berkaca dari
pemilu-pemilu sebulumnya ya seperti itu.
Saya
selalu bertanya-tanya, apakah model kampanye seperti itu efektif atau tidak,
karena alih-alih bikin orang kecantol dengan visi dan misi si caleg dan capres,
orang malah bayak yang kesel melihat badan-badan jalan dipenuhi sampah
kampanye. Saran saya sih buat parpol yang akan berkampanye, boleh-boleh aja
pake alat peraga kampanye tapi sebaiknya setelah pemilunya selesai ya tolonglah
dibersihkan, kan negara ini negara kita juga jadi langkahkah lebih baik kita
sadar dan membuang sampah pada tempatnya. Semoga saja kita tidak lupa bahwa
kegitan-kegiatan seperti kampanye atau promosi tidak harus menggunakan spanduk,
benner atau baliho karena penggunaan alat-alat tersebut jika tidak dibersihkan
akan merusak lingkungan apalagi alat-alat tersebut menggunakan bahan palstik
sehingga sulit didaur ulang. Alternatif lainnya sebaiknya kita gunakan
iklan-iklan dan memberi baju promosi atau kampanye yang lebih berkualitas
sehingga tidak merusak lingkungan.